jam

Tuesday 31 December 2013

hubungan budaya dengan kesehatan






LAPORAN
PERUBAHAN NILAI SOSIAL BUDAYA DAN KEMANUSIAAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI
 DESA PAMOYANAN KEC. KADIPATEN KAB. TASIKMALAYA
                   (Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Kependudukan)              
Dosen: Yani Sri Astuti, M.Pc
                                               
                                                                Oleh              : Wida Nurul Wahidah
                                                NPM              : 0101130014
                                                Prodi                        : S1 Kesehatan Masyarakat

                                                                                          
Sekolah  Tinggi Ilmu  Kesehatan RESPATI  TASIKMALAYA
2013










 

HUBUNGAN BUDAYA DENGAN KESEHATAN

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan social termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh social budaya dalam masyarakat memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan social budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan social dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat yang ada di desa saya yaitu, Desa Pamoyanan kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya, dengan kebudayaan turun temurun dari leluhur yang berkaitan dengan masalah kesehatan, pencegahan, dan pengobatan sakit.

                                                                               

BUDAYA SUNDA

Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja , tetapi juga bersifat sosial budaya . Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalah muriang untuk demam , nyerisirah untuk sakit kepala , gohgoy untuk batuk dan salesma untuk pilek / flu dan lain sebagainya. Penyebab sakit umumnya karena lingkungan (environment). Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa ini, sebagian kecil menggunakan obat tradisional. Pengobatan sendiri sifatnya sementara , yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.

1.  Pengertian Sehat Sakit
Menurut orang sunda , orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak walaupun dengan lauk seadanya,  dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan , sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit , panas atau makan terasa pahit , kalau anak kecil sakit biasanya rewel , sering menangis , dan serba salah / gelisah. Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat . Orang disebut sakit ringan apabila masih dapat berjalan kaki , masih dapat bekerja , masih dapat makan – minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli di warung . Orang disebut sakit berat ,  apabila badan terasa lemas , tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari , sulit tidur , berat badan menurun , harus berobat ke dokter / puskesmas , apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya  mahal.
Konsep sakit ringan dan sakit berat bertitik tolak pada keadaan fisik penderita melakukan kegiatan sehari – hari , dan sumber pengobatan yang digunakan. Berikut beberapa contoh sakit dengan penyebab , pencegahan dan pengobatan sendiri yang masih dilakukan di desa ini :
a.    Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala dibedakan antara nyeri kepala ( bahasa sunda = rieut atau nyeri sirah , kepala terasa berputar / pusing / bahasa sunda = Lieur ) , dan sakit kepala sebelah / migran     ( bahasa sunda = rieut jangar ) . Penyebab sakit kepala adalah dengan menghindari terkena sinar matahari langsung , dan jangan banyak pikiran . Pengobatan sendiri , sakit kepala dapat dilakukan dengan obat warung yaitu paramek atau puyer bintang tujuh nomor 16.
b.    Sakit Demam
Keluhan demam ( bahasa sunda = muriang atau panas tiris ) ditandai dengan badan terasa pegal – pegal , menggigil , kadang – kadang bibir biru . Penyebab demam adalah udara kotor , menghisap debu kotor , pergantian cuaca , kondisi badan lemah , kehujanan , kepanasan cukup lama , dan keletihan . Pencegahan demam adalah dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap , makan teratur , olahraga cukup , tidur cukup , minum cukup , kalau badan masih panas / berkeringat jangan langsung mandi , jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau buah . Pengobatan sendiri demam dapat dilakukan dengan obat tradisional , yaitu kompres badan dengan tumbukan daun melinjo , daun cabe atau daun singkong , atau dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek atau Puyer bintang tujuh nomor 16.
c.    Keluhan Batuk
Batuk TBC , yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut , batuk biasa (bahasa sunda = gohgoy ) , dan batuk yang terus menerus dengan suaranya melengking (bahasa sunda = batuk bangkong ) dengan gejala tenggorokan gatal , terkadang hidung rapet , dan kepala sakit ) . Penyebab batuk TBC adalah karena orang tersebut menderita penyakit TBC paru , sedangkan batuk biasa atau batuk bangkong adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru tertimpa hujan , alergi salah satu makanan , makanan basi , masuk angin, makan makanan yang digoreng dengan minyak yang tidak baik , atau tersedak makanan / keselek . Pencegahan batuk dilakukan dengan menjaga badan agar jangan kedinganan, tidak kebanyakan minum es , menghindari makanan yang merangsang tenggorokan , atau menyebabkan alergi . Pengobatan sendiri batuk dapat dilakukan dengan obat warung misalnya konidin atau OBH . Bila batuk ringan dapt minum obat tradisional yaitu air perasan jeruk nipis dicampur kecap , daun sirih 5 lembar diseduh dengan air hangat setengah gelas atau rebusan jahe dengan gula merah.
d.    Sakit Pilek
Keluhan pilek ringan ( bahasa sunda = salesma ) , yaitu hidung tersumbat atau berair , dan pilek berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala , demam , badan terasa pegal dan tenggorokan kering. Penyebab pilek adalah kehujanan menghisap debu kotor, menghisap air , pencegahan pilek adalah jangan kehujanan , kalau badan berkeringat jangan langsung mandi, jangan langsung minum obat , banyak minum air dan istirahat . Pengobatan sendiri, pilek dapat dilakukan dengan obat warung yaitu mixagrip  diminum 3x sehari sampai keluhannya hilang . Dapat juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi keluhan , misalnya minyak kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.
e.    Sakit Panas
Sakit panas adalah sakit yang menyebabkan sekujur tubuh seseorang terasa panas, biasanya disertai dengan demam (menggigil). Untuk pengobatannya, orang sunda biasa dengan menggunakan labu ( waluh ) yang diparut ( dihaluskan ) , kemudian dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang yang sakit panas tersebut hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa dengan menggunakan kompres air dingin. Pada umumnya masyarakat menggunakan obat yang terdapat di warung.
Masyarakat melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan , hemat biaya dan hemat waktu. Tindakan Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena umumnya masyarakat membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat membaca keterangan yang tercantum pada setiap kemasan obat.

    Pernyataan – penyataan diatas masih tergolong penyebab, pencegahan, dan pengobatan yang turun temurun dan tidak bertolak belakang  dengan medis.
    Di desa pamoyanan ini, sebagian masyarakat masih menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya masalah kesehatan yang telah menjadi budaya dan kebiasaan dari nenek moyang mereka, meliputi penyebab, pencegahan, dan pengobatan sakit yang ternyata bertolak belakang dengan medis. Adapun kebiasaan-kebiasaan tersebut yang umumnya masih dilakukan oleh masyarakat budaya sunda, dan khususnya masyarakat yang ada di desa pamoyanan ini, antara lain:
·       Masuk angin, harus dikerok.
Medis :
Kerokan ternyata bukan pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada dikulit. Tidak mengherankan, jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala masuk angin akan kembali terjadi. Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang baru akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit pertama berkurang atau "terlupakan".
·       Penderita Cacar Air atau Campak Tidak Boleh Mandi
 Medis :
Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip medis, dimana pada penderita penyakit cacar air atau campak dengan kelainan pada kulit yang menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit dengan mandi lebih sering agar perluasan penyakit dapat dicegah, disamping menggunakan obat.
·       Mandi Malam Hari Menyebabkan Rematik
Medis :
Hal ini tidak benar. Kalau kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah meskipun mandi malam hari. Tetapi pada penderita rematik, dianjurkan mandi dengan air hangat.
·       Kalau Demam Tidak Boleh Mandi
Medis :
Dengan mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Tetapi, kalau demam disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih baik atau kompres dengan air hangat.

Bagi orang sunda, termasuk desa pamoyanan ini, selain penyakit alamiah, ada juga beberapa tipe spesifik penyakit supernatural dan metode-metode  pengobatan penyakit, yaitu:
1.    Jika mata seseorang bengkak (masyarakat disini menyebutnya = turuwisen) itu disebabkan karena dia telah melakukan perbuatan yang tidak baik (mengintip). Cara mengobatinya dengan mengoleskan air sirih pada matanya yang bengkak tersebut.
2.    Nama yang tidak cocok dengan dirinya (keberatan nama), sehingga  menyebabkan orang tersebut sering sakit. Cara mengobatinya dengan mengganti namanya dengan nama lain yang lebih cocok untuk orang tersebut, dan dido’akan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga.
3.    Berdoa : dilakukan sebelum dan sesudah pengobatan , pasien berdoa menurut agamanya.
4.    Air putih : Pasien diminta membawa air putih dalam botol 1, 5 liter. Setelah didoakan, pasien minum di rumah masing-  masing . Kalau habis , tambahkan dengan air yang baru.
5.    Pijat refleksi : Pasian menjerit kesakitan karena “ disetrum “ listrik tegangan tinggi.

Adapun mitos-mitos dan Fakta Budaya Jawa seputar masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat di pamoyanan kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya, yaitu:
°        Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak terlilit tali pusat. Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
°         Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam. Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
°         Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"- nya orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut. Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebut justru dapat berujung pada ketakutan yang tidak bermanfaat.
°         Dipakaikan gurita agar tidak kembung. Fakta: Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Jika bayi menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ seperti rongga dada dan perut serta organ lain akan terhambat. Kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang.
°         Dibedong agar kaki tidak pengkor. Faktanya: Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki.
°        Timbulnya penyakit sebagai pertanda
Demam atau diare yang terjadi pada bayi dianggap pertanda bahwa bayi tersebut akan bertambah kepandaiannya, seperti sudah bisa untuk berjalan.
°        Nafsu makan hilang, cekok saja dengan vitamin. Fakta: Pemberian vitamin yang berlebihan justru bisa membuat anak kehilangan nafsu makan.
.
           Sebagai tenaga kesehatan yang langsung terjun ke masyarakat hendaknya kita memperhatikan adat istiadat dan budaya yang berkembang di sekitar kita. Hal ini bermanfaat bagi para tenaga kesehatan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat, karena terkadang tenaga kesehatan akan mengalami kesulitan dalam membarikan pelayanan yang bertentangan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Dan kita harus selektif dalam menghadapi segala budaya-budaya yang telah berkembang dalam masyarakat.
           Dan ingat!!! Budaya yang berkembang dalam masyarakat tidak selamanya merugikan bagi dunia kesehatan, adapula yang bermanfaat. Maka dari itu, perlunya bagi kita untuk melestarikan budaya-budaya yang bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Akan tetapi aspek social budaya yang melintas atau menjadi dasar bagi pola kehidupan manusia sehari-hari hendaknya dapat disaring, karena tidak setiap aspek social budaya yang masuk adalah positif.













No comments:

Post a Comment