LAPORAN
PERUBAHAN
NILAI SOSIAL BUDAYA DAN KEMANUSIAAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT
DI
DESA
PAMOYANAN KEC. KADIPATEN KAB. TASIKMALAYA
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Kependudukan)
Dosen: Yani Sri Astuti, M.Pc
Oleh : Wida
Nurul Wahidah
NPM
:
0101130014
Prodi : S1 Kesehatan
Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan RESPATI TASIKMALAYA
2013
HUBUNGAN
BUDAYA DENGAN KESEHATAN
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan
manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan social termasuk
dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan
langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim
dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh social budaya dalam
masyarakat memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Perkembangan social budaya dalam masyarakat merupakan suatu
tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu
perubahan dalam proses berfikir. Perubahan social dan budaya bisa memberikan
dampak positif maupun negative.
Hubungan antara budaya dan kesehatan
sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat yang ada
di desa saya yaitu, Desa Pamoyanan kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya, dengan kebudayaan
turun temurun dari leluhur yang berkaitan dengan masalah kesehatan, pencegahan,
dan pengobatan sakit.
BUDAYA SUNDA
Konsep sehat sakit tidak hanya
mencakup aspek fisik saja , tetapi juga bersifat sosial budaya . Istilah lokal
yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalah muriang untuk demam , nyerisirah untuk sakit kepala , gohgoy untuk batuk dan salesma untuk pilek / flu dan lain
sebagainya. Penyebab sakit umumnya karena
lingkungan (environment). Pencegahan sakit
umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan
sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di
desa ini, sebagian kecil menggunakan obat tradisional. Pengobatan sendiri
sifatnya sementara , yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas
atau mantri.
1.
Pengertian Sehat Sakit
Menurut orang sunda , orang sehat adalah mereka yang makan terasa
enak walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada
yang dikeluhkan , sedangkan sakit
adalah apabila badan terasa sakit , panas atau makan terasa pahit , kalau anak
kecil sakit biasanya rewel , sering menangis , dan serba salah / gelisah. Dalam
bahasa sunda orang sehat disebut cageur,
sedangkan orang sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit
ringan dan sakit berat . Orang disebut sakit ringan apabila masih dapat
berjalan kaki , masih dapat bekerja , masih dapat makan – minum dan dapat
sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli di warung . Orang
disebut sakit berat , apabila badan terasa lemas , tidak dapat melakukan
kegiatan sehari – hari , sulit tidur , berat badan menurun , harus berobat ke
dokter / puskesmas , apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya mahal.
Konsep sakit ringan dan sakit berat
bertitik tolak pada keadaan fisik penderita melakukan kegiatan sehari – hari ,
dan sumber pengobatan yang digunakan. Berikut beberapa contoh sakit dengan
penyebab , pencegahan dan pengobatan sendiri yang masih dilakukan di desa ini :
a.
Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala dibedakan
antara nyeri kepala ( bahasa sunda = rieut atau nyeri sirah , kepala terasa
berputar / pusing / bahasa sunda = Lieur ) , dan sakit kepala sebelah /
migran ( bahasa sunda = rieut jangar ) . Penyebab sakit kepala adalah dengan
menghindari terkena sinar matahari langsung , dan jangan banyak pikiran . Pengobatan sendiri , sakit kepala dapat
dilakukan dengan obat warung yaitu paramek atau puyer bintang tujuh nomor 16.
b.
Sakit Demam
Keluhan demam ( bahasa sunda =
muriang atau panas tiris ) ditandai dengan badan terasa pegal – pegal ,
menggigil , kadang – kadang bibir biru . Penyebab
demam adalah udara kotor , menghisap debu kotor , pergantian cuaca , kondisi
badan lemah , kehujanan , kepanasan cukup lama , dan keletihan . Pencegahan demam adalah dengan menjaga
kebersihan udara yang dihisap , makan teratur , olahraga cukup , tidur cukup ,
minum cukup , kalau badan masih panas / berkeringat jangan langsung mandi ,
jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau buah . Pengobatan sendiri demam dapat dilakukan dengan obat tradisional ,
yaitu kompres badan dengan tumbukan daun melinjo , daun cabe atau daun singkong
, atau dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek atau Puyer bintang tujuh
nomor 16.
c.
Keluhan Batuk
Batuk TBC , yaitu batuk yang sampai
mengeluarkan darah dari mulut , batuk biasa (bahasa sunda = gohgoy ) , dan
batuk yang terus menerus dengan suaranya melengking (bahasa sunda = batuk
bangkong ) dengan gejala tenggorokan gatal , terkadang hidung rapet , dan
kepala sakit ) . Penyebab batuk TBC adalah
karena orang tersebut menderita penyakit TBC paru , sedangkan batuk biasa atau
batuk bangkong adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru tertimpa hujan
, alergi salah satu makanan , makanan basi , masuk angin, makan makanan yang
digoreng dengan minyak yang tidak baik , atau tersedak makanan / keselek . Pencegahan batuk dilakukan dengan menjaga badan
agar jangan kedinganan, tidak kebanyakan minum es , menghindari makanan yang
merangsang tenggorokan , atau menyebabkan alergi . Pengobatan sendiri batuk dapat dilakukan dengan obat warung misalnya
konidin atau OBH . Bila batuk ringan dapt minum obat tradisional yaitu air
perasan jeruk nipis dicampur kecap , daun sirih 5 lembar diseduh dengan air
hangat setengah gelas atau rebusan jahe dengan gula merah.
d.
Sakit Pilek
Keluhan pilek ringan ( bahasa sunda
= salesma ) , yaitu hidung tersumbat atau berair , dan pilek berat yaitu pilek
yang disertai sakit kepala , demam , badan terasa pegal dan tenggorokan kering.
Penyebab pilek adalah kehujanan menghisap
debu kotor, menghisap air , pencegahan
pilek adalah jangan kehujanan , kalau badan berkeringat jangan langsung mandi, jangan
langsung minum obat , banyak minum air dan istirahat . Pengobatan sendiri, pilek dapat dilakukan dengan obat warung yaitu
mixagrip diminum 3x sehari sampai
keluhannya hilang . Dapat juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi
keluhan , misalnya minyak kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.
e.
Sakit Panas
Sakit panas adalah sakit yang
menyebabkan sekujur tubuh seseorang terasa panas, biasanya disertai dengan
demam (menggigil). Untuk pengobatannya,
orang sunda biasa dengan menggunakan labu ( waluh ) yang diparut ( dihaluskan )
, kemudian dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang yang sakit panas
tersebut hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa dengan menggunakan kompres
air dingin. Pada umumnya masyarakat menggunakan obat yang terdapat di warung.
Masyarakat melakukan pengobatan
sendiri dengan alasan sakit ringan , hemat biaya dan hemat waktu. Tindakan
Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena umumnya
masyarakat membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat membaca keterangan
yang tercantum pada setiap kemasan obat.
Pernyataan
– penyataan diatas masih tergolong penyebab, pencegahan, dan pengobatan yang
turun temurun dan tidak bertolak belakang
dengan medis.
Di
desa pamoyanan ini, sebagian masyarakat masih menerapkan dalam kehidupan
sehari-harinya masalah kesehatan yang telah menjadi budaya dan kebiasaan dari
nenek moyang mereka, meliputi penyebab, pencegahan, dan pengobatan sakit yang
ternyata bertolak belakang dengan medis. Adapun kebiasaan-kebiasaan tersebut
yang umumnya masih dilakukan oleh masyarakat budaya sunda, dan khususnya
masyarakat yang ada di desa pamoyanan ini, antara lain:
· Masuk angin, harus dikerok.
Medis :
Kerokan
ternyata bukan pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler
tepi yang berada dikulit. Tidak mengherankan, jika beberapa waktu setelah
kerokan, gejala-gejala masuk angin akan kembali terjadi. Kerokan akan
menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka
dengan rangsangan sakit yang baru akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit
pertama berkurang atau "terlupakan".
· Penderita
Cacar Air atau Campak Tidak Boleh Mandi
Medis :
Medis :
Hal ini tentunya bertentangan dengan
prinsip medis, dimana pada penderita penyakit cacar air atau campak dengan
kelainan pada kulit yang menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit
dengan mandi lebih sering agar perluasan penyakit dapat dicegah, disamping
menggunakan obat.
· Mandi
Malam Hari Menyebabkan Rematik
Medis :
Medis :
Hal ini
tidak benar. Kalau kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk
kebersihan, tidak ada masalah meskipun mandi malam hari. Tetapi pada penderita
rematik, dianjurkan mandi dengan air hangat.
·
Kalau Demam Tidak Boleh Mandi
Medis :
Medis :
Dengan
mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Tetapi,
kalau demam disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih
baik atau kompres dengan air hangat.
Bagi
orang sunda, termasuk desa pamoyanan ini, selain penyakit alamiah, ada juga
beberapa tipe spesifik penyakit supernatural dan metode-metode pengobatan penyakit, yaitu:
1. Jika mata seseorang bengkak (masyarakat
disini menyebutnya = turuwisen) itu
disebabkan karena dia telah melakukan perbuatan yang tidak baik (mengintip).
Cara mengobatinya dengan mengoleskan air sirih pada matanya yang bengkak
tersebut.
2. Nama yang tidak cocok dengan dirinya
(keberatan nama), sehingga menyebabkan
orang tersebut sering sakit. Cara mengobatinya dengan mengganti namanya dengan
nama lain yang lebih cocok untuk orang tersebut, dan dido’akan serta diadakan
jamuan adat bersama keluarga.
3. Berdoa : dilakukan sebelum dan
sesudah pengobatan , pasien berdoa menurut agamanya.
4. Air putih : Pasien diminta membawa air
putih dalam botol 1, 5 liter. Setelah didoakan, pasien minum di rumah
masing- masing . Kalau habis , tambahkan dengan air yang baru.
5. Pijat refleksi : Pasian menjerit
kesakitan karena “ disetrum “ listrik tegangan tinggi.
Adapun
mitos-mitos dan Fakta Budaya Jawa seputar masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak yang masih dipercaya oleh sebagian
masyarakat di pamoyanan kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya, yaitu:
°
Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di
leher agar anak yang
dikandungnya
tak terlilit tali pusat. Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada
kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim. Secara
medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan
lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
°
Ibu hamil tidak
boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar
siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan
oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
°
“Amit-amit”
adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"- nya orang hamil
ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, dan sebagainya
dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut. Fakta: Secara psikologis, perilaku
tersebut justru dapat
berujung pada
ketakutan yang tidak bermanfaat.
°
Dipakaikan gurita agar tidak kembung. Fakta:
Mitos ini tak benar,
karena organ
dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Jika bayi menggunakan
gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ seperti rongga
dada dan perut serta organ lain akan terhambat. Kalau mau tetap
memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga
jantung dan paru-paru bisa berkembang.
°
Dibedong agar kaki tidak pengkor. Faktanya:
Bedong bisa membuat
peredaran darah
bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah menjadi sangat
berat. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya
dengan pembentukan kaki.
°
Timbulnya
penyakit sebagai pertanda
Demam atau diare yang terjadi pada bayi dianggap pertanda bahwa bayi tersebut akan bertambah kepandaiannya, seperti sudah bisa untuk berjalan.
Demam atau diare yang terjadi pada bayi dianggap pertanda bahwa bayi tersebut akan bertambah kepandaiannya, seperti sudah bisa untuk berjalan.
°
Nafsu
makan hilang, cekok saja dengan vitamin. Fakta: Pemberian vitamin yang
berlebihan justru bisa membuat anak kehilangan nafsu makan.
.
Sebagai tenaga kesehatan yang
langsung terjun ke masyarakat hendaknya kita memperhatikan adat istiadat dan
budaya yang berkembang di sekitar kita. Hal ini bermanfaat bagi para tenaga
kesehatan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat, karena terkadang tenaga
kesehatan akan mengalami kesulitan dalam membarikan pelayanan yang bertentangan
dengan adat istiadat dan budaya setempat. Dan kita harus selektif dalam
menghadapi segala budaya-budaya yang telah berkembang dalam masyarakat.
Dan ingat!!! Budaya yang berkembang
dalam masyarakat tidak selamanya merugikan bagi dunia kesehatan, adapula yang
bermanfaat. Maka dari itu, perlunya bagi kita untuk melestarikan budaya-budaya
yang bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Akan tetapi
aspek social budaya yang melintas atau menjadi dasar bagi pola kehidupan
manusia sehari-hari hendaknya dapat disaring, karena tidak setiap aspek social
budaya yang masuk adalah positif.
No comments:
Post a Comment